Rabu, 25 Maret 2015

Coretan Kecil Tentang Bapak


Bapak, begitulah aku menyebutnya. sosok lelaki cinta pertama ku. cinta pertama? ya cinta pertama. mengapa? karena saat aku pertama kali mendengar suara nyaring terdengar di telingaku untuk mengadzani aku saat aku baru saja dilahirkan dari rahim seorang wanita yg kusebut sebagai ibu, entah mengapa pada saat itulah aku menemukan sosok lelaki yg pertama kali aku cinta. Bapakku adalah cinta pertamaku. hehe...

Seringkali kita lupa siapa 'Bapak' sebenarnya.
Kesan kasar, pemarah, tak peduli adalah stigma
yang melekat. Di balik sosok keras, ternyata Bapak mencoba utk membentuk karakterku. Sosok dia yang terkadang kita lupakan, penuh kasih sayang dan pengorbanan untuk kita. Dia memiliki hati yang lembut tapi selalu terlihat sangat kuat didepan kita. Dia adalah “Bapak”

Bapak tak berharap aku menjadi sekumpulan kabut, menjadi sekumpulan awan, menjadi sekumpulan angin atau badai. Bapak menginginkan aku menjadi tiang pancang yang bisa menonggak langit. itulah mengapa bapak selalu bersikap tegas kepadaku dengan memarahiku bahkan tak segan untuk memukul aku jika aku berbuat salah. Beranjak remaja dengan usia yg semakin bertambah dan cara pikir yg semakin berkembang, kini aku tau bahwa apa yg kau lakukan ketika aku masih kecil dengan menghukum ku setiap aku melakukan kesalahan, itu semua karena kau ingin aku menjadi seorang wanita yg tangguh, kuat, berani, tidak cengeng. begitulah cara bapak mendidik aku. beliau memang seseorang yg tegas, agak sedikit keras memang wataknya. namun aku bisa jamin bahwa dibalik ketegasan bapak itu pasti didalamnya sebenranya bapak mempunyai hati yg lembut untuk memberikan semua yg bisa ia lakukan demi membahagiakan anak-anaknya. Hanya darimu Bapak, aku memandang marah itu ialah nasihat yang berguna.

Cinta itu sederhana, seperti Bapak rela tidak membeli sesuatu yang baru untuknya, hanya demi memenuhi kebutuhan anaknya. dan ini memang pernah dialami oleh bapak. waktu itu tepatnya saat tahun pelajaran baru, aku merengek meminta dibelikan sepatu, tas, dan buku baru. sedangkan saat itu memang kebetulan sepatu bapak sudah rusak. aku yakin sebenarnya dia bisa saja membelikan dengan yg baru, tp itu semua enggan dilakukan olehnya. dia lebih memilih untuk mengesol sepatunya dan memilih membelanjakan uangnya untuk membelikan keperluan anak-anaknya seperti sepatu, tas, dan buku baru. mengingat itu semua membuat air mataku tak terasa menetes. mengingat begitu banyak pengorbanan yg telah bapak lakukan selama ini. Membanting tulang bekerja sampai malam.

Terima kasih Bapak, atas sebuah kesabaran yang selalu ada saat aku banyak meminta, merengek, menangis utk dibelikan sesuatu. Bapak, maaf karena aku terlalu sering membuatmu marah, membuatmu kecewa, membuatmu lelah, dan bahkan yg hingga sampai saat ini aku sesali, aku pernah membuatmu menangis karena kenakalanku dulu sewaktu kecil. Aku percaya tiap pengorbanan yg bapak lakukan, pasti di dalamnya selalu terselip doa. Doa agar kesuksesan bisa diraih anak-anaknya. Bapak selalu menginginkan anak-anaknya lebih hebat dari dirinya.

Aku tau betapa berat beban hidupmu untuk berusaha mencukupi semua kebutuhan keluarga. Menafkahi anak dan istrimu. aku tau banyak sekali pikiran dan beban yg kau simpan dalam dirimu. Dan akupun tau saat kau sedang bersedih, dari gerak tubuhmu, dari tatapan matamu aku dapat menerkanya. Memang terkadang dalam bersedih, Bapak lebih banyak memilih untuk berdiam karena dia memang tak pandai untuk menangis. Jika aku dapat meminta, Bapak.. pinjami aku hatimu agar saat engkau diam, aku tetap paham apa yang engkau rasakan.


Kebersamaanku dengan bapakku


Bapak, terima kasih untuk semua pengorbanan yg telah kau lakukan. Bapak, pengorbananmu sungguh mulia, maafkan aku yang belum bisa membuatmu bangga. maafkan aku yg belum bisa memberi apa-apa untukmu. Bapak, Doakan aku selalu agar aku bisa meraih mimpi yg aku inginkan, dan kelak agar aku bisa membalas budi dan jasamu. Aamiin...

I love you my super Dad! Dahulu, kini, dan selamanya


-Salsa Adi Aldila-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar